Beranda / Detail Buku

Detail Buku Pilihan Anda

Silahkan cek detail buku yang Anda pilih

Rembulan Tenggelam Di Wajahmu

Pengarang: Tere Liye
ISBN: 000-000-000-000-00
Tahun Terbit: 2017
Kategori:
Rak: A 001 [000 KARYA UMUM]
Penerbit: Republika
Jumlah Buku: 1
Sinopsis: Novel ini bercerita tentang Rehan Raujana alias Rey, seorang anak yatim piatu yang tinggal di panti asuhan. Kedua orangtuanya meninggal karena kebakaran. Ia tumbuh menjadi seorang anak lelaki bandel yang memiliki fisik kuat, dan memiliki kecerdasan otak di atas rata-rata. Rehan menjadi anak bandel karena lingkungan panti asuhan yang buruk. Penjaga panti asuhan mengeksploitasi anak-anak asuhnya dengan mempekerjakan dijalanan. Penjaga panti asuhan juga menyalahgunakan sumbangan dari para donatur untuk mencapai ambisinya, yakni menunaikan ibadah haji. Rehan yang cerdas mengetahui kelakuan penjaga panti asuhan. Suatu hari Rehan keluar dari panti asuhan dan memutuskan menjadi preman di terminal. Keputusan Rehan menjadi babak baru kehidupan Rehan. Di terminal, teman sekamar Rehan, Diar menjadi penjaga toilet umum di terminal. Saat Diar sedang berjaga, Rehan mencuri celana jins milik supir bus malam yang sedang mandi di toilet umum tersebut, dan lalu membawanya lari untuk dijual. Uang hasil penjualannya selain untuk membeli makan, juga dihabiskan di meja judi. Sementara Diar bertanggungjawab atas pebuatan Rehan dan menjadi korban amuk massa dengan siksaan yang amat mengerikan. Beruntung polisi segera datang sebelum massa membakar Diar hidup-hidup, hingga ia dilarikan ke rumah sakit. Di ruang ICU itulah Diar bersebelahan dengan Rehan yang dirawat di ruang yang sama dalam kondisi sama kritisnya. Rehan dirawat di ICU setelah mendapat tujuh luka tusukan di lambungnya. Diduga pelaku penusukan Rehan adalah lawan judi Rehan. Pada titik ini, penjaga panti menunggui Rehan dan Diar. Kemudian, kepada penjaga panti, di detik-detik terakhir Diar, ia mengaku bahwa dialah yang pernah merusak tasbih penjaga panti. Ketika itu Rehan mengakui kesalahan itu sebagai kesalahannya, hingga hukuman cambuk dan siksaan itu ditanggung Rehan dengan penuh ketegaran. Bagi Rehan, pengakuan itu hanya sebagai bentuk perlawanan. Namun bagi Diar peristiwa itu meninggalkan kesan untuknya. Sejak saat itu Diar menganggap Rehan adalah sahabat sekaligus pahlawannya. Penjaga panti tersentuh akan pengakuan Diar, dan tersadar atas kesalahan besar yang ia lakukan selama ini. Tabungan yang hampir terkumpul untuk naik haji diambilnya untuk membiayai pengobatan Rehan ke ibu kota. Pasca proses pengobatan, Rehan dititipkan di rumah singgah di ibu kota selama enam bulan. Rumah singgah mengajarkan Rehan tentang arti sebuah keluarga. Bang Ape, pemilik rumah singgah itu mengajarkan banyak hal kepada Rehan.
Download e-book di sini
Buku ini tidak mempunyai e-book